Bulutangkis
Apa kalian hobi bermain bulutangkis sama seperti edgar? edgar sangat menyukai bulutangkis sejak duduk di bangku SD kelas 4, bermula saat ayahnya bercerita jika dahulu dia adalah seorang atlet bulutangkis yang hebat.
Malam hari di rumah saat ayahnya baru saja pulang bekerja, edgar merengek kepada ayahnya untuk membelikannya raket bulutangkis agar bisa berlatih menjadi seorang atlet yang hebat seperti ayah.
Edgar : ayah, aku ingin sekali memiliki raket bulutangkis
Ayah : edgar, sabar ya. .ayah sedang berusaha
Ayah edgar selalu berusaha untuk menuruti permintaan putra sulungnya itu, edgar tak pernah memaksakan apapun kehendaknya kepada ayahnya, ia tau pasti jika mencari uang sangatlah sulit, tetapi yang namanya seorang ayah pasti ia ingin menuruti permintaan anaknya. Ayahnya merupakan seorang karyawan swasta setelah pensiun dari profesinya dahulu menjadi seorang atlet bulutangkis.
Ayahnya berhasil membelikan edgar raket bulutangkis dengan kualitas yang bagus, edgar bahagia sekali karena hal itu, edgar mulai berlatih dari pulang sekolah sampai malam tak kenal waktu. Tetapi kebahagiaan itu tak berlangsung lama.
Raden (teman edgar) : dhaf, ini raket bagus sekali
Dhaffi (teman edgar) : ah iya, kira-kira punya siapa ya? siapapun dia, dia adalah orang yang ceroboh bisa-bisanya meninggalkan raket sebagus ini diluar
Raden : sepertinya aku tau ini punya siapa
Dhaffi : siapa?
Raden : ini sepertinya punya edgar
Dhaffi : edgar benar-benar ceroboh, dia sering kali lupa menaruh barangnya, padahal yang ku tau untuk dia mendapatkan raket ini butuh waktu yang lama, bagaimana kalo raket ini kita simpan? agar dia menyadari bahwa menjaga barang milik sendiri itu penting
Raden : aku setuju
Edgar menyadari bahwa raket nya yang tadi ia simpan diluar rumah sudah tak ada lagi, dia bingung, cemas, takut bahwa ayahnya akan kecewa dengan nya karena tidak bisa menjaga raket pemberiaan nya, edgar tak berani ngomong pada hari kejadian itu. Edgar mulai bicara jujur saat 2 hari berlalu setelah kejadian itu, dia memberanikan diri untuk bertemu ayahnya.
Edgar : ayah, bisakah kita bicara?
Ayah : apa ada yang membuatmu cemas?
Ayah edgar langsung to the point karena melihat tingkah anak sulungnya itu sudah 2 hari seperti tak biasanya
Edgar : tetapi janji saat aku bercerita ayah tak marah?
Ayah : ayah usahakan
Edgar : sebenarnya, sudah 2 hari lalu raket yang ayah berikan hilang entah kemana, saat itu aku tinggalkan diluar sebentar karena aku berniat ingin masuk ke dalam rumah untuk minum saja
Ayah : edgar, taukah kamu bahwa barang mu adalah tanggungjawab mu? kamu sudah ceroboh, ayah kecewa dengan mu edgar
Sejak kejadian itu, ayah sudah beberapa hari ini tak mau bercerita dan selalu menghindar dari edgar. Edgar pun bingung harus bagaimana, edgar selalu berusaha mencari tapi selalu nihil, dia pernah menanyakan kepada temannya tapi tak tau juga. Sebenarnya, diam-diam ayahnya sudah tau kemana hilangnya raket itu, karena setelah teman-temannya mengambil raket milik edgar, mereka langsung menghubungi ayah edgar untuk mengikuti misi mereka, ayahnya pun setuju dengsn hal itu.
Ayah : edgar, ayah ingin bicara dengan mu
Edgar : bicara apa ayah?
Ayah : ini raket mu, tolong jaga barangmu sebaik mungkin
Edgar : darimana ayah mendapatkan raket ku yang hilang?
Ayah : (menceritakan misi teman-temannya itu kepada edgar)
Edgar : ayah maaf aku sudah ceroboh karena tak menjaga barangku dengan baik
Ayah : ayah maafkan, kejadian seperti ini jangan sampai terulang lagi ya, ayah nitip pesan untukmu tetap semangat dan raih impian mu edgar!
Setelah banyak berlatih tanpa kenal waktu dan putus asa, akhirnya waktu ini tiba, edgar mengikuti pertandingan bulutangkis tingkat internasional dan meraih juara pertama.
Komentar
Posting Komentar